Saat ini banyak inovasi yang kita temui di bisnis makanan, mulai dari cara penyajian yang unik, varian rasa yang lebih beragam, hingga lokasi bisnis yang menarik untuk dikunjungi. Citarasa dan kreativitas yang tersaji itu tidak hadir begitu saja, tetapi lahir dari ide inovatif para foodpreneur. Namun pertanyaannya bagaimana untuk menjadi foodpreneur yang sukses? Karena kita melihat bahwa mayoritas pelaku UKM bergerak di bidang F&B, sehingga jelas kompetisinya sangat ketat dan keras.

Foodpreneur atau food entrepreneur adalah wirausaha yang mengelola bisnis di bidang makanan dan minuman. Kategori bidang ini sendiri sangat beragam, mulai dari makanan dan minuman kemasan hingga yang siap dikonsumsi di cafe dan restoran. Jenis bisnis yang masuk dalam kategori garapan foodpreneur antara lain: bisnis kuliner, minuman siap saji, makanan dan minuman olahan, makanan dan minuman kemasan, mengelola franchise, dan menjadi distributor. Bisnis makanan dan minuman memang salah satu bisnis yang paling bertahan, meski dalam kondisi ekonomi yang tidak stabil sekalipun. Alasan sederhananya, makanan dan minuman adalah kebutuhan primer manusia sehingga bisnis ini akan selalu dibutuhkan. Walaupun sempat terpukul selama pandemi, sektor ini kembali membaik pada pertengahan 2020. Badan Pusat Statistik mencatat jika sektor bisnis ini sudah mengalami pertumbuhan positif sebesar 0,22% ketika sektor lainnya masih negatif. Ini menunjukkan sektor bisnis makanan dan minuman relatif aman dalam jangka panjang.

Syarat utama menjadi seorang foodpreneur adalah punya passion di bidang makanan atau minuman sehingga mengerti standar rasa enak yang disukai konsumen. Orang yang memang tertarik di bidang santap menyantap dan pernah mencicipi berbagai masakan, pasti akan mengerti perbedaan rasa. Ini dapat meningkatkan rasa percaya diri ketika kita menawarkan produk makanan dan minuman kepada konsumen.

Kemampuan mengolah dan menyajikan makanan adalah nilai tambah. Seorang foodpreneur yang punya passion di bidang makanan/minuman dilengkapi dengan kemampuan memasak sudah memiliki modal yang cukup. Kabar baiknya, memulai bisnis makanan tidak harus punya modal besar. Terkadang bisnis di bidang ini dimulai dari sebuah ketekunan, melalui proses uji coba di dapur milik pribadi lalu menawarkan produk makanan yang sudah jadi kepada orang-orang terdekat seperti teman dan kerabat.

Lebih lanjut, jika ingin usaha terus berkembang, kita harus meluangkan waktu untuk mengasah gergaji, yaitu melengkapi diri dengan skill dan pengetahuan kewirausahaan. Kalau hanya sibuk memproduksi dan menjual, lalu lupa mengembangkan kapasitas diri, kita hanya akan berkutat di level yang sama dan sulit naik kelas.

Disini kita mengetahui bahwa usaha makanan dan minuman memiliki prospek yang bagus dan menguntungkan. Bisnis ini menyediakan kesempatan yang luas bagi siapa saja yang ingin menekuninya. Akan tetapi, pastikan diri memiliki passion yang kuat di bidang F&B dan mau untuk terus belajar. Kita harus menjadi foodpreneur yang inovatif, bukan hanya konvensional.

Kegiatan PkM (pengabdian kepada masyakarat) ini akan dilaksanakan pada hari Sabtu sampai dengan Minggu Tanggal, 19-20 Maret 2022.

Pada pertemuan dilakukan metode ceramah, demonstrasi, dan pelatihan. Kegiatan yang dilakukan dalam mencapai tujuan pengabdian adalah sebagai berikut:

  1. Persiapan
    1. Mengurus perizinan untuk melaksanakan kegiatan pengabdian.
    2. Menghubungi ketua Majelis ta’lim An-nisaa untuk menetapkan jumlah peserta dan jadwal pelaksanaan pengabdian.
  2. Pelaksanaan Kegiatan pengabdian dalam strategi mewujudkan foodpreneurs dalam bentuk mempresentasikan materi melalui ceramah, demonstrasi, dan tanya jawab dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.

 

 

Pihak Majelis ta’lim An-nisaa bersedia memberikan fasilitas yang berhubungan dengan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat ini berupa tempat, sound dan meja kursi guna menunjang agar kegiatan ini dapat tercapai dengan baik.

Materi yang akan disampaikan diharapkan dapat memberikan motivasi untuk Ibu-ibu di Majelis ta’lim An-nisaa agar lebih percaya diri dan yakin dalam mengambil peluang bisnis serta bisa sukses menjadi seorang foodpreneur.

 

 

Setelah materi selesai dipaparkan, dilanjutkan dengan diskusi berupa tanya jawab antara pemateri dengan peserta. Diskusi dilakukan agar peserta lebih memahami materi yang telah disampaikan. Melalui diskusi, sosialisasi tidak hanya sekedar transfer knowledge saja melainkan dapat sharing pengalaman maupun permasalahan yang sedang dihadapi oleh para Ibu-ibu Majelis ta’lim An-nisaa, tentunya tetap menerapkan protokol kesehatan.

Tingkat keberhasilan pelatihan ini dilakukan melalui pengamatan langsung melalui penilaian apakah peserta dapat memahami materi atau tidak, serta adanya feedback selama prsentasi ini berlangsung.

Penulis: RIZKA WAHYUNI AMELIA, S.E., M.M./02465 (Dosen Program Studi Manajemen S1, Universitas Pamulang)