lppm@unpam.ac.id
(+62) 857-1903-5676
Jl. Witana Harja No. 18b, Pamulang
M. Khotib Arifai – Dosen Universitas Pamulang dan guru SMK PGRI 109 Tangerang
Seperti yang Kita ketahui bersama bahwa saat ini dunia, khususnya Indonesia dilanda wabah Covid-19. Virus Corona merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan infeksi saluran pernapasan ringan hingga sedang, seperti gejala flu pada umumnya. Tetapi, virus Corona juga dapat menimbulkan penyakit yang serius, seperti: Pneumonia, Middle East Respiratory Syndrome (MERS-CoV), Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS-CoV)
Dikutip dari Center for Disease Control and Prevention, cdc.gov, bahwa COVID-19 atau dikenal juga dengan istilah virus corona, merupakan jenis virus yang diidentifikasi sebagai penyebab penyakit pada saluran pernapasan, yang pertama kali terdeteksi muncul di Kota Wuhan, Tiongkok. Virus ini pertama kali muncul di pasar hewan dan makanan laut atau seafood di kota Wuhan. Kemudian dilaporkan bahwa banyak pasien yang menderita virus ini terkait dengan pasar hewan dan makanan laut tersebut.
Dunia Pendidikan khususnya di Indonesia juga tidak lepas dari dampak yang disebabkan oleh Covid-19. Dampak pandemi Covid-19 pada pendidikan di Indonesia membuat semua jenjang pendidikan terpaksa harus dihentikan sementara dalam proses belajar mengajar secara tatap muka. Hal tersebut juga berdampak pada institusi pendidikan baik dimancanegara maupun di Indonesia sendiri. Akibat dari Virus Corona tersebut, terdapat beberapa tantangan yang harus dijalankan selama masa pandemi Covid-19 ini bagi kalangan pelajar atau siswa seperti:
1. Proses pembelajaran daring membosankan. Pembelajaran daring yang masih membingungkan menjadikan proses belajar terasa lebih berat dan sangat menjenuhkan. Hal itu karena Mahasiswa atau pelajar lainnya di paksa untuk bisa beradaptasi dengan situasi baru yang belum pernah dihadapi sebelumnya.
2. Mahasiswa atau pelajar menjadi pasif. Proses pembelajaran daring juga menyebabkan Mahasiswa ataupun pelajar menjadi lebih pasif dan cenderung hanya hadir untuk menggugurkan kewajiban.
3. Mahasiswa atau pelajar kurang kreatif dan produktif. Tidak bisa dipungkiri bahwa proses daring menyebabkan kurangnya kreatifitas Mahasiswa ataupun pelajar pada umumnya, karena memang terkendala dengan sarana dan prasarana. Jangankan dilakukan dengan daring, secara langsung tatap muka saja terkadang butuh usaha yang cukup kuat supaya Mahasiswa dan pelajar lebih kreatif dan produktif.
4. Tingkat pemahaman yang tidak sama antar Mahasiswa atau Pelajar. Proses pembejaran secara daring terkadang juga membuat tingkat pemahaman antar Mahasiswa atau Pelajar juga tidak sama. Faktor lain seperti alat pendukung untuk melakukan perkuliahan online juga tidak semua memilikinya, seperti kuota, laptop bahkan Handphone (HP). Apalagi di masa pandemi seperti sekarang ini, banyak usaha yang tutup dan tidak sedikit pula kayawan yang di PHK karena perusahaan tidak dapat membayar upah mereka. Hal-hal tersebut sangat beresiko menurunkan semangat belajar dalam mengikuti pembelajaran online.
Dikutip dari Tribunnews.com, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim juga mengatakan pandemi Covid-19 berdampak terhadap ekonomi mahasiswa. Beliau mengungkapkan banyak mahasiswa swasta yang terancam tidak bisa meneruskan perkuliahan atau drop out akibat tak mampu membayar uang kuliah tunggal (UKT). “Kami merasa bahwa banyak sekali mahasiswa swasta yang sebenarnya sangat rentan bisa tidak lulus atau tidak mampu membayar UKT mereka, dan akhirnya harus keluar”, ujar Nadiem Makarim saat konferensi pers secara daring, Jum’at (19/6/2020).
Namun dengan berbagai alasan tersebut tidak sepatutnya kita mengalah dan menyerah begitu saja pada keadaan. Karena dengan kita diam dan mengeluh, tidak akan dapat mengubah apapun untuk diri kita. Kita harus tetap terus berusaha dan mencari jalan keluar, menjadikan evaluasi agar pembelajaran daring dapat diupayakan dan diterima dengan baik oleh para Mahasiswa dan Pelajar dengan tidak mengurangi esensi dari pendidikan itu sendiri.
Dalam proses pembelajaran ada hal-hal yang mungkin bisa dilakukan untuk menumbuhkan semangat belajar Mahasiswa maupun Siswa lainnya, yaitu:
1. Melakukan Diskusi. Dengan cara berdiskusi dan menyampaikan hal-hal keterbatasan kita dalam melaksanakan perkuliahan dan pembelajaran online dengan teman, dosen, guru, wali kelas dan tentu saja kedua orang tua kita sendiri, akan membuka saluran informasi yang baik antara Dosen, guru, Mahasiswa dan juga Orang Tua dalam memahami kesulitan atau kendala apa yang dihadapai oleh Mahasiswa.
2. Mencari referensi-referensi. Saat ini informasi apapun terkait dengan pembelajaran sangat terbuka dan sangat mudah didapatkan. Hal ini bisa dimanfaatkan Mahasiswa maupun para Siswa untuk belajar melalui berbagai media yang saat ini tersedia, sehingga menambah wawasan dan keilmuan.
3. Selalu melihat ke bawah. Melihat kebawah dalam hal ini maksudnya adalah kita harus selalu bersyukur karena masih banyak orang-orang yang tidak seberuntung kita, dan masih banyak diluar sana jangankan untuk melenjutkan sekolah atau kuliah. Bahkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saja sulit karena sebagian besara dari mereka banyak yang menjadi korban PHK dan yang lainnya.
4. Punya proyeksi ke masa depan. Memikirkan masa depan seperti apa yang kita inginkan merupakan salah satu kiat atau cara agar dapat menumbuhkan rasa semangat belajar dalam diri kita di berbagai kondisi yang sedang kita alami.
Selain usaha yang telah kita lakukan tidak lupa juga kita harus memohon dan berdoa kepada Yang Maha Kuasa agar selalu diberi ketabahan, keikhlasan, kekuatan, ketenangan batin dalam menghadapi cobaan yang telah melanda bangsa kita ini, dan semoga pandemi Covid-19 ini dapat segera berahir sehingga kita semua dapat beraktifitas normal kembali seperti biasanya.
*Penulis adalah Dosen Universitas Pamulang dan guru SMK PGRI 109 Tangerang