Oleh : Aripin Triyanto, S.T, M.T
Dosen Universitas Pamulang (UNPAM)
=============================================================
Pandemi COVID-19 sangat membatasi aktivitas proses belajar mengajar anak-anak dengan dihentikannya kegiatan belajar mengajar di sekolah. Pembelajaran online menjadi alternatif dalam mengatasi persoalan ini. Namun apakah pembelajaran secara daring ini berjalan efektif?
Dalam skala tertentu pembelajaran secara online bisa saja efektif. Seperti sekolah-sekolah yang berada di perkotaan. Atau daerah-daerah tertentu yang memiliki akses jaringan internet yang memadai.
Dari data yang dihimpun pemerintah, internet sudah bisa menjangkau sekitar 60 persen lebih penduduk Indonesia. Meski tergolong besar, angka tersebut masih belum bisa menjangkau semua penduduk Indonesia. Belum lagi, persoalan ekonomi yang membuat adanya kesenjangan untuk program belajar online.
Kesiapan di Tingkat SD
Kesiapan terhadap pembelajaran online ini begitu terasa sangat kurang, terutama untuk pembelajaran di level SD. Masih banyak sekali peserta didik di tingkat SD ini tidak mempunyai kelengkapan untuk proses belajar online.
Namun demikian, pemerintah menyediakan program belajar dari rumah lewat saluran TV nasional, yaitu TVRI. Peserta didik ini bisa belajar dengan menonton TVRI pada jam yang telah ditentukan. Pembelajaran tersebut diberikan dalam bentuk film, video dokumentasi, dan bentuk program acara lainnya.
Program pembelajaran melalui televisi nasional ini dimulai dari pagi hari, sekitar pukul 08.00 WIB hingga siang sekitar pukul 12.00 WIB. Dalam beberapa jam tersebut dibagi berbagai macam program.
Kesiapan di Tingkat SMP dan SMA
Di tingkat SMP dan SMA pembelajaran online dijalankan dengan jadwal tertentu yang disusun oleh sekolah. Pembelajaran tersebut menggunakan aplikasi digital yang memungkinkan untuk digunakan. Beberapa aplikasi yang digunakan dalam media pembelajaran secara online tersebut berupa Whatsapp dan Zoom.
Untuk aplikasi Whatsapp pembelajaran dilakukan melalui teks dan voice note. Sehingga para murid bisa melihat instruksi langsung dari guru lewat text atau catatan suara. Berbeda dengan aplikasi Zoom yang memungkinkan setiap orang bisa langsung saling berinteraksi dengan video call.
Dua aplikasi ini bisa digunakan untuk berkomunikasi secara langsung antara guru dengan peserta didik di dalam grup aplikasi. Guru ini memberikan beberapa instruksi untuk mempelajari topik pembelajaran. Kemudian dilakukan diskusi berupa tanya jawab, dan ditutup dengan PR yang diberikan kepada para murid.
Peran Serta Orang Tua dan Kesiapan Pendidik
Pembelajaran online juga harus didampingi oleh orang tua di rumah. Peran serta orang tua ini sangatlah penting, sehingga para peserta didik bisa disiplin dalam belajar di rumah. Orang tua juga bisa memberikan tambahan materi kepada anak-anak melalui beberapa situs belajar online.
Pemerintah juga merekomendasikan beberapa situs sesuai dengan surat edaran pemerintah Nomor 36962/MPK.A/HK/2020, tentang Pembelajaran Daring saat COVID-19. Yaitu Google G Suite for Education, Rumah Belajar, Microsoft Office 365, Kelas Pintar, Quipper School, Ruangguru, Sekolah Online, Zenius, dan Sekolahmu.
Jika ditanya tentang efektivitas tentunya pembelajaran ini masih jauh dari kata efektif. Hal ini dipengaruhi beberapa hal, mulai dari kesiapan sarana dan prasarana penunjang jaringan internet yang menyeluruh, kualifikasi pendidik dalam memberikan pembelajaran secara daring, dan juga kesiapan orang tua.
Kesiapan para peserta didik yang secara tiba-tiba beralih dari proses pembelajaran secara tatap muka dengan pembelajaran secara daring juga masih kurang maksimal.
Namun demikian, adanya pandemi ini semakin menguatkan tekad pemerintah khususnya kementerian pendidikan untuk melakukan terobosan besar dengan memanfaatkan internet sebagai media pembelajaran yang efektif.
Sumber : suararepublik.news