lppm@unpam.ac.id
(+62) 857-1903-5676
Jl. Witana Harja No. 18b, Pamulang
Sudah dua bulan lebih masa pandemi Covid 19 sejak ditetapkan 11 Maret 2020,telah membawa banyak perubahan di berbagai sektor. Masa pandemi dan lockdown secara tidak langsung membatasi ruang gerak untuk melakukan aktivitas produktif. Upaya menekan jumlah angka terpapar Covid 19 dengan pembatasan social bersekala besar (PSBB) membawa dampak yang luar biasa terutama di sektor ekonomi. Hampir semua akses yang menyebabkan kerumunan banyak orang dibatasi, seperti media transportasi, Mall, tempat wisata, resto, pusat belanja (grosir) dan sebagainya berakibat pada turunnya aktivitas produksisehinggaberdampak pada meningkatnya jumlah pengannguran karena banyak karyawan yang dirumahkan, banyak pegadang yang kehilangan penghasilan.
Sesilit apapun keadaanya, bagi yang kehilangan pekerjaan harus tetap semangat dan optimis, selalu ada harapan selama mau berusaha.Gali potensi yang dimiliki, manfaatkan keahlian dan jaringan yang ada dan harus jeli dengan kebutuhan orang lain di saat seperti ini Yang masih ada penghasilan harus dimanfaatkan sebaik-baiknya. Masa pandemic dan lockdown mungkin akan segera berakhir namun memulihkan kondisi perekonomian tidak semudah membalikkan telapak tangan, dan butuh prosseuntuk mengembalikan perekonomian seperti sebelum Covid 19.Sementarakebutuhan hidup tidak bisa ditunda, semua butuh makan dan kewajiban rutin yang harus dibayarkan, seperti cicilan rumah, cicilan kendaraan, rekening listrik, biaya sekolah dansebagainya.
Dalam keadaan seperti ini,yang perlu dilakukan adalah menyikapinya dengan bijaksana, bersama-sama dan bersinergi dengan pemerintah melawan Covid 19, dengan cara mendukung program pemerintah untuk bahu membahu, saling membantu dan bersatu menghadapi serta melawan Covid 19 agar segera musnah dari muka bumi. Agar bisa menghadapi dan melewati masa sulit ini jika memungkinkan, bisa melakukan hal produkstif untuk menambah pendapatan seperti menyediakan makanan beku, makanan siap saji dan sembako yang menjadi kebutuhan utama secara online sebagai alternative karena keterbatasan masyarakat untuk pergi berbelanja. Jika tidak memungkinkan mencari tambahan pendapatan, mengatur pola hidup dan mengelola finansial secara efektif dan efisien agar tetap terpenuhi semua kebutuhan merupakan cara bijak menyikapi masa sulit selama pandemi dan lockdown.
Mengatur keuangan pribadi atau lebih dikenal dengan istinal literasi finansial merupakan pengetahuan dan kemampuan (skill) dalam mengelola finansial pribadi. Tingkat literasi finansial individu dapat ditunjukkan dari kemampuan mendayagunakan sumber daya finansial dan aset yang dimiliki untuk safety di masa yang akan datang. Sebagai upaya mencapai rasa aman dan kesejahteraan finansial, penting bagi seseorang menerapkan literasi finansial secara cerdas yang didasari pengetahuan, sikap, dan pemanfaat finansial secara tepat. Pentingnya memiliki pengetahuan literasi finansial dimaksudkan agar individu memiliki kemampuan menangani permasalahan finansial. Sedang sikap merupakan sikap yang diperlukan sebagai karakteristik seseorang berkaitan dengan masalah finansial pribadi. Seperti, sikap terbuka terhadap pentingnya pengelolaan finansial yang tepat, berorientasi pada perkembangan finansial di masa yang akan datang dan bertanggung jawab atas risiko dampak dari perubahan finansial pribadi. Pemanfaatan finansial yang tepat merupakan alokasi pemanfaatan sumber daya finansial sesuai kebutuhan dan tujuan dari pemanfaatan finansial, dengan cara membuat skala prioritas kebutuhan. Perlu dipahami kesejahteraan finansial bukan dari besarnya pendapatan semata, melainkan bagaimana mengelola sumberdaya finansial yang dimiliki secara cerdas, efektif dan efisien. Berdasarkan tingkatannya kebutuhan diklasifikasikan menjadi:
Pertama, living Cost atau alokasi biaya hidup, merupakan biaya hidup yang tidak bisa ditawar atau ditunda. Biaya hidup ini merupakan biaya rutin yang harus ada seperti biaya makan minum, biaya listrik, pulsa untuk komunikasi dan internet sebagai sarana bekerja dari rumah, serta cicilan rumah atau kendaraan. Tingkatan kebutuhan ini yang harus diprioritaskan, karena merupakan kebutuhan utama. Kedua, saving cost atau alokasi simpanan/tabungan, menyiapkan dana darurat juga bagian dari literasi finansial dengan cara menyisihkan sebagaian pendapatan sekecil apapun untuk jaga-jaga kebutuhan mendadakSangat penting masa sekarang ini memiliki dana cadangan. Ketiga,playing cost ataualokasi dana hiburan,merupakan dana refreshingpenting mengalokasikan dana hiburan yang murah meriah. Masa lockdown dengan “dirumahsaja” tentu akan menimbulkan kebosanan dan kejenuhan. Oleh karenanya, disisihkan dana membuat hiburan sendiri di rumah bersama keluarga, misal membeli alat olah raga yang murah meriah, atau membeli permainan anak-anak biar betah di rumah seperti ular tangga, monopoli, puzzle dsb
Tentu pengalokasian dana harus disesuaikan dengan kemampuan finansial, artinya jika diperlukan merubah gaya hidup kenapa tidak? Yang penting aman dan sejahtera secara finansial. Penangguhan berinvestasi untuk masa pandemi sekarang ini juga cukup bijak dilakukan. Kalaupun ada kelebihan setelah kebutuhan di atas terpenuhi sebaiknya untuk menutup kewajian-kewajiban yang masih menjadi tanggungan agar di masa yang akan datang lebih ringan bebannya. Semoga dengan pola hidup dengan skala prioritas dan tetap berdasarkan literasi finansial yang efektif dan efisien kita dapat melewati masa sulit akibat pandemmi Covid 19 ini dengan aman dan sejahtera.
Penulis : Gunartin Dosen Pendidikan Ekonomi Universitas Pamulang