MAKHLUK kecil bernama Corona, telah mengubah gaya hidup kita, juga mengubah segalanya. Adanya Covid-19, memaksa kita harus hidup bersih, menjaga imun, rajin minum vitamin, menggunakan masker jika keluar rumah, rajin mencuci tangan, serta menjaga jarak minimal satu meter.

Tinggal di suatu lingkungan yang sangat mengkhawatirkan itu hanya bisa mengurut dada.
Setiap malam tiba, dan ketika melewati lokasi tsb. apalagi ketika dia atas jam 10 malam. Ketika itu juga sebagai orang dewasa terkesan canggung melihatnya, apalagi sebagai seorang Ibu.

Tidak banyak yang bisa lakukan selain berdoa dan semoga Allah mendengar doa”.

Suatu dilema ketika harus tinggal dan membesarkan anak” apalagi diusia remaja dengan lingkungan seperti itu.

Bukan hanya malam mereka bertebaran, namun ketika dini hari pun ketika karang orang -orang mulai beraktifitas, mereka masih terlihat melakukan aktifitasnya.

Lagi-lagi tak banyak yang bisa di lakukan selain berdoa , dalam benak berkata semoga suatu saat Allah memberikan hidayah untuk mereka dan Allah tunjukan mereka ke jalan yang lurus.

Hingga suatu ketika diawali dengan temuan
penderita penyakit korona virus 19 (covid 19) di Indonesia pada 2 Maret 2020 dan hingga 24 Mei 2020 telah terkonfirmasi Positif 22.271, sembuh 5.402 , meninggal 1.372 : Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid 19

Sebagai tanggapan terhadap pandemi ini, beberapa wilayah telah memberlakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

Lalu apa kaitannya PSBB dengan apa dengan apa yang di ceritakan diatas.
Ya…tentu ada.

Dengan adanya PSBB itu artinya tidak boleh lagi ada orang berkerumun, dan dengan merebaknya pandemi covid 19 , bagi sebagian atau kalangan masyarakat tentunya itu adalah virus yang sangat menakutkan bahkan bisa di bilang itu adalah penyakit yang dapat menular dari orang lain yang terjangkit virus ini.

Menurut WHO, COVID-19 dapat menyebar dari orang ke orang melalui percikan-percikan dari hidung atau mulut yang keluar saat orang yang terjangkit COVID-19 batuk atau mengeluarkan napas.

Percikan-percikan ini kemudian jatuh ke benda-benda dan permukaan-permukaan di sekitar. Orang yang menyentuh benda atau permukaan tersebut lalu menyentuh mata, hidung atau mulutnya, dapat terjangkit COVID-19.

Penularan COVID-19 juga dapat terjadi jika orang menghirup percikan yang keluar dari batuk atau napas orang yang terjangkit COVID-19. Oleh karena itu, penting untuk menjaga jarak lebih dari 1 meter dari orang yang sakit.

WHO terus mengkaji perkembangan penelitian tentang cara penyebaran COVID-19 dan akan menyampaikan temuan-temuan terbaru.

Dengan adanya pandemi covid 19, beberapa akses jalan di tutup termasuk jalan menuju tempat bunga” tsb beroperasi.

Dengan adanya pandemi covid 19, mungkin membuat sebagian mereka khawatir bahkan takut, sejak itu tak terlihat lagi bunga ” tsb di wilayah kami.

Bersyukur bahwa ada Hikmah di balik pandemi COVID 19
Dengan adanya pandemi COVID 19, membentuk pola hidup yang baru kearah yang lebih baik dan religius walaupun mungkin ini hanya sementara, namun semoga berkelanjutan untuk kedepannya.

Allah selalu memberi cara terbaik untuk meluruskan umatnya.
Semoga ketika berakhirnya pandemi, tidak ada lagi bunga ” yg muncul dan berkeliaran dimalam hari.

Semoga Allah senantiasa memberikan Hidayah buat kita semua.
Bahwasanya Hidup harus sesuai dengan tatanan nya, menjalankan perintahNya, dan senantiasa menjauhi laranganNya. Aamiin.

Oleh : Nariah
Dosen Universitas Pamulang

Sumber : rakyatmerdekanews.com