Oleh : Derita Qurbani, S.Psi., M.M.
Dosen Prodi Manajemen Universitas Pamulang & Fokus pada Bidang MSDM
Pandemi covid-19 ini mengubah bukan hanya mengubah bisnis namun juga perilaku konsumsi masyarakat. Perusahaan diminta untuk menyesuaikan bisnisnya menjadi digital (Digital Transformation). Dasar dari melakukan Digital Trasformation ini adalah Digital Mindset, Business Prosess, Technology dan Digital Culture.
Saat ini berbagai macam kebutuhan manusia telah banyak menerapkan dukungan internet dan dunia digital sebagai wahana interaksi dan transaksi. Dalam Industry 4.0 To Fourth Industrial Revolution dapat dikatakan bahwa di era ini manusia diminta untuk dapat melakukan hal-hal yang berhubungan dengan Convergence IT/OT, Autonomous Machine, Advance Robotics, Big Data / Analytics Internet, Things Digital Ubiquity/Cloud, Smart Factory, Machine Learning & Artificial Intelligence, Cyber Physical.
Tentunya ancaman yang sangat besar akan terjadi di era baru industrilisasi Digital, secara global era digitalisasi akan menghilangkan sekitar 1-1,5 miliyar pekerjaan sepanjang tahun 2015-2025. Hal itu karena digantikannya posisi manusia dengan mesin otomatis (Gerd Leonhard, Futurist). Bahkan U.S Department of Labor Repot memperkirakan di masa yang akan datang, 65% murid sekolah dasar di dunia akan bekerja pada pekerjaan yang belum pernah ada di hari ini.
Sedangkan peluang yang akan dihadapai di era seperti ini adalah memberikan potensi peningkatan Net tenaga kerja hingga 2,1 juta pekerjaan baru pada tahun 2025. Serta akan adanya potensi pengurangan emisi karbon kira-kira 26 miliyar metric ton dari tiga industri yaitu elektronik (15,8 miliyar), logistik (9,9 miliyar) dan otomotif (540 miliyar) dari tahun 2015-2025 (World Economic Forum).
Bagaimanakah dampak yang terjadi pada bisnis di era seperti ini? Menurut Combining Digital, Physical and Biological Worlds mengatakan bahwa dampak yang akan terjadi dari bisnis yaitu akan terjadinya Customer Expectations, Data Enhanced Products, Collaborative Innovation, dan New Operating Models. Dampak ini akan membuat manusia untuk memiliki mindset baru dan pekerjaan yang “meaningful”. Masa seperti ini dapat dilalui apabila kita bisa bersikap “Agility” mampu untuk melakukan perubahan dengan cepat tanpa mengganggu pekerjaan rutin.
Tuntutan sikap Agility ini akan sangat berdampak pada keadaan pandemik saat ini. Pandemik ini membuat manusia untuk bisa bekerja diluar kebiasaan rutin yang mereka lakukan. Semua dikerjakan dengan online / Digital.
Bagaimanakah melakukan perubahan mindset menjadi Digital Mindset?. Masa seperti ini manusia harus cepat dalam mengambil keputusan dengan ketepatan pemecahan permasalahan yang tinggi. Tingkat menelaah suatu keadaan dengan baik akan memberikan dampak yang positif untuk orang banyak. Dilain hal, manusia juga harus selalu melakukan perbaikan dan inovasi untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan kolaborasi. Dengan melakukan inovasi dan kolaborasi pada masa pandemik ini, akan tetap membuat manusia saling bekerjasama satu sama lain.
Saat ini, bukan saatnya untuk merasa berkompetisi, siapa yang mendapatkan paling banyak, tapi bagaimana manusia dapat berkolaborasi satu dengan yang lainnya, menyatukan kelebihan dan kekurangan masing-masing, untuk dapat menghasilkan suatu produk atau kegiatan, tentunya networking yang akan dihasilkanpun akan saat baik pada era ini.
Tanpa adanya networking yang baik pada masa ini, perusahaan sangat sulit sekali untuk dapat beradaptasi, terutama untuk menghadapi digital era, untuk orang yang masuk dalam kategori generasi tahun 1946 – 1964 memerlukan tingkat adaptasi yang sangat membutuhkan effort lebih untuk dapat berfikir digital mindset ini tapi networking yang banyak dimiliki oleh generasi ini, akan berbeda dengan generasi X, Y, & Z. Generasi X, Y, & Z ini akan cepat menangkap segala sesuatu yang bersifat digital, karna mereka sudah mendapatkan pendidikan yang lebih baik. Pada generasi ini sudah mengenal yang namanya komputer sehingga mulai mempermudah kehidupan manusia. Oleh karena itu kolaborasi antara generasi ini sangat diperlukan, kaum millennial membutuhkan networking yang banyak dari generasi sebelumnya.
Walaupun kita memahami banyak juga millennial memiliki banyak networking, sehingga memudahkan ia dalam kondisi apapun, terutama digital era ini. Dengan adanya kolaborasi yang baik saat ini, hanya diri sendiri dan lingkungan yang mempengaruhi manusia. Dalam diri manusia adanya sikap, motif, pengalaman, minat ekspektasi, keyakinan, dan nilai diri akan saling mempengaruhi dengan lingkungan dimanapun dia berada baik itu lingkungan fisik, sosial, reinforcement, dan profesi. Hal ini menunjukkan bahwa saat ini setiap orang harus bisa mengubah sedikit mindset untuk dapat berfikir mengikuti lingkungan yang ada saat ini. Yang tadinya manusia dapat bekerja dengan tatap muka, mau tidak mau, harus dapat mengikuti perkembangan lingkungan yang baru dengan online / Digital.
Sedikit sulit memang untuk bisa bersikap agility menghadapi permasalahan ini, tapi manusia memiliki akal pikiran yang dapat digunakan untuk menghadapi kondisi ini dengan baik, tidak harus langsung 100% dapat bertindak dengan digital mindset, paling tidak memulainya secara perlahan untuk dapat beradaptasi dengan baik, akan menjadi awal yang baik untuk merubah pola pikir secara digital sedikit demi sedikit. Sehingga kita semua dapat menggunakan situasi ini dengan baik dalam bekerja dan tetap produktif.
Sumber : reportase.tv