Oleh: Mahnun Mas’adi, S.E.,M.M. (Dosen Universitas Pamulang Tangerang Selatan)
Media Kontroversi, E-commerce sebenarnya sudah mampu menarik banyak konsumen di Indonesia, bahkan sebelum adanya Pandemi Covid 19. E-commerce juga merupakan salah satu pendorong utama yang menjadikan Indonesia sebagai negara dengan nilai ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara mencapai $40 miliar pada tahun 2019 dan diprediksi meningkat hingga $130 miliar pada tahun 2025. (ekomomi.bisnis.com). Merujuk pada Wikipedia bahwa arti E-commerce sendiri adalah; penyebaran, pembelian, penjualan, pemasaran barang dan jasa melalui sistem elektronik seperti Internet atau Televisi, www, atau jaringan computer lainnya. E-commerce dapat melibatkan transfer dana elektronik, pertukaran data elektronik, sistem manajemen inventori otomatis, dan sistem pengumpulan data otomatis.
Dengan ada nya PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) di Tangerang Selatan yang rencananya akan diperpanjang mulai 02-05-2020 (detik.com), maka akan menambah “derita” para pelaku bisnis khususnya di daerah Tangerang Selatan. Pandemi Covid-19 berdampak pada banyak kalangan, terutama kelompok Usaha Mikro Kecil Menengah di Tangerang Selatan. Jika tidak berinovasi, ratusan UMKM di Tangsel bakal gulung tikar. Ketua Komunitas UMKM Tangsel Berkibar, Tasrudin mengatakan, setidaknya ada 700 dari 1.500 UMKM yang terancam gulung tikar jika pandemi Covid-19 tidak segera berakhir. “Kalau catatan saya itu ada 1.500 UMKM, yang mengalami dampak itu ada 700. Mereka masih berdagang, tapi jika covid-19 ini terus berlanjut kemungkinan besar akan gulung tikar. (Kompas.com)
Dengan semakin majunya tehnologi, dan perubahan perilaku konsumtif masyarakat Indonesia, dikarenakan dampak Covid 19, maka E-commerce semakin memegang peranan penting dalam perubahan perilaku konsumen tersebut. Berikut komentar para CEO E-commerce terkenal di Indonesia; CEO blibli.com; “sebelum covid-19, e-commerce hanyalah sebuah pilihan.
Namun untuk sekarang, penting sekali bagi toko retail dan produsen untuk menjual produk melalui platform e-commerce agar mampu mempertahankan bisnis mereka. hal ini akan memberikan dampak jangka panjang yang positif karena konsumen akan semakin terbiasa berbelanja secara online”. Lalu ada juga CEO go-jek; “pasar pengiriman makanan di indonesia berpotensi meningkat dua kali lipat pada tahun 2020 akibat dari wabah covid-19”.
Menurut penulis, dari komentar para CEO diatas dapat diambil point yang berguna bagi UMKM agar terus survive dan mampu mendapatkan penghasilan, dikala Pandemi Covid 19 ini, dengan beralih dari cara “berjualan” konservatif kearah digital. Dengan adanya WFH (Work For Home), Social Distancing, semua aspek dituntut beralih ke digital, dari mulai belajar, seminar, pesan makanan, hantar barang bahkan pengajian dilakukan lewat on line. Jadi tidak ada salahnya pelaku UMKM, mulai beralih ke ranah digital, baik dari, promosi, distribusi dan penjualan nya.
Walaupun pasti ada biaya peralihan dari konservatif ke ranah digital. Mulai dengan yang paling banyak digunakan di Indonesia, yaitu social media, seperti Whatsapp, Facebook, Instagram dan lainnya. Pelaku UMKM harus memaksa dirinya banting setir dengan keadaan ini, yang terbiasa warung/ lapaknya ramai dikunjungi pelanggan, harus siap dan terbiasa warung/lapaknya sepi, dan menggunakan jasa Delivery, atau bahkan menyiapkan divisi Delivery tersendiri di perusahannya, tentu semua ada cost yang wajib diperhitungkan dengan matang.
Semua dunia sedang melakukan “reset” ulang tatanan kehidupannya; social, ekonomi, tehnologi; begitupun Negara kita tercinta, siap siap di install ulang dengan Pandemi Covid 19 ini, sudah banyak perusahaan yang me rumahkan pegawainya, banyak pengusaha yang sudah tidak kuat menanggung beban karena tidak adanya produksi dan pemasukan, sector pariwisata sudah anfal, UMKM yang kuat di era krisis 1998 pun mulai rontok.
Maka dengan adanya kemajuan tehnologi Internet, kita harus dapat memanfaatkan nya, tetap pertahankan kualitas produk nya, lakukan diferensiasi, inovasi dan pasang harga yang menarik. Karena bukan UMKM yang harus mati tapi Virus Covid 19 yang harus di “mati” kan. Bersama kita berjuang demi keluraga dan orang orang yang kita sayangi.
Sumber: mediakontroversi.co.id