Dunia sedang di gemparkan oleh wabah virus covid-19 yang menyebar ke negara kita yaitu Indonesia. Pemerintah berupaya untuk meredam penyebaran covid-19 dengan berbagai cara yaitu diantaranya adalah dengan diam dirumah, kebijakan PSBB untuk wilayah DKI Jakarta dan pola kebersihan serta penggunaan wajib masker dan berbagai cara dilakukan oleh daerahnya masing-masing.
Penyebaran virus ini semakin hari semakin tinggi dengan masifnya sebagian pergerakan manusia yang tanpa batas meski sudah ada himbauan untuk diam di rumah. Beberapa gedung sudah disulap menjadi rumah sakit untuk antisipasi merebaknya manusia yang terkena paparan virus covid 19 ini.
Perekonomian Indonesia sudah mengalami pergolakan, dolar pun sempat naik tajam mencapai level kisaran angka Rp. 16.000,-. Harga Bahan baku melambung tinggi seperti gula pasir mencapai harga kisaran Rp. 17.000,. Padahal Indonesia ini adalah negara agraris, dimana mencari bahan baku, bumbu dapur, rempah, sayuran itu harusnya sangat mudah. Kejadian Covid-19 ini membawa hikmah untuk masyarakat Indonesia.
Indonesia yang kaya akan sumber daya alam sudah saatnya bangkit memajukan kembali pertanian menjadi bernilai dan bermanfaat untuk masyarakatnya. Pengusaha besar dan kecil harus bersinergi untuk kreatif dan inovatif untuk survive di edisi covid-19 ini.
Para generasi muda untuk tidak berdiam diri di zona nyaman tetapi move on untuk mengolah kekayaan alam Indonesia, berkreasi, berinovasi menciptakan produk unggulan. Hilangkan pandangan bahwa bertani, beternak, berkebun dan sektor agraris lainnya adalah pekerjaan yang dianggap tidak prestise karena penampilan yang santai tidak formal seperti pegawai kantoran.
Majukan alam kita yang mempunyai segudang harta kekayaan dan memerlukan manusia yang menggali dan mengolahnya menjadi Sesuatu yang bernilai dan bermanfaat untuk manusia itu sendiri.
Bahan pangan sangat dibutuhkan sekali oleh kita dalam situasi apapun.
Tidak ada kata terlambat untuk menggerakkan roda perekonomian dalam bidang agraris. Dibutuhkan para petani yang kreatif dibagian hulu dan diperlukan sekali ilmu manajemen dari mulai produksi sampai dengan pemasaran suatu produk sampai ke konsumen akhir atau bagian hilir.
Banyak sekali para pemudik yang sudah sampai kampung halamannya akibat dari PHK atau pekerjaan yang diliburkan. Meski sudah ada himbauan tidak boleh mudik tetapi kondisi perekonomian berpengaruh didalamnya. Hidup di kota dengan tidak berpenghasilan sangat tidak mungkin dibanding hidup di kampung tidak berpenghasilan tetapi masih banyak saudara dan makanan yang bisa diambil dari kebun atau kolam yang ada disekitar rumah.
Dari fenomena tersebut sangat diharapkan ada ide kreatif untuk memajukan kampungnya sendiri dengan menggali hasil alam yang ada di desanya masing-masing. Tidak ada keterampilan untuk bertanipun tidak menjadi masalah karena masih dapat memanfaatkan saluran pemasaran hasil pertanian untuk di pasarkan ke teman-teman yang berada di kota.
Dari keterpurukan pandemi covid-19 dan suasana perekonomian yang tertekan maka akan membangkitkan ide semua manusia untuk hidup lebih baik dan kreatif mulai dari kesehatan, perekonomian dan kesejahteraan.
Berkurangnya polusi diseluruh negara karena aktivitas manusia dalam beberapa hari yang berkurang membawa kesegaran untuk alam kita. Maka dari itu sebagai masyarakat yang hidup di negara agraris yang indah ini wajib memelihara alam supaya tetap asri dan tetap produktif.
Para petani dan para pengusaha mempunyai lahan di perkampungan jangan dijadikan sebagai prestise kekayaan semata tetapi saatnya sekarang mengolah lahan yang selama ini kurang maksimal menjadi bernilai ekonomi.
Aktifkan kembali pertanian Indonesia supaya tidak “kelabakan” dalam kondisi apapun dan tidak ketergantungan produk impor. Saling memberikan ide kreatif antar pengusaha, petani dan pemerintah untuk bersama membangun negara agraris ini dengan pemetaan pertanian yang tidak ada “kepentingan” di dalamnya. Merdeka!
Sumber: reportase.tv
Oleh: Anah Furyanah, S.E.,M.M (Dosen : Fakultas Ekonomi Universitas Pamulang Tangerang)