Melanjutkan studi ke jenjang perguruan tinggi menjadi impian hampir semua anak sekolah. Namun kenyatannya banyak yang terhalang kendala karena lain hal; seperti kondisi keuangan, kontrak kerja, pernikahan, dsb. Kendala tersebut sebenarnya tidak akan menjadi halangan asalkan sudah dilandasi dengan tekad yang kuat.
Belajar di perguruan tinggi tidak harus dari keluarga kaya raya. Semua orang bisa kuliah. Saat ini banyak beasiswa dari pemerintah dan swasta. Selain itu, juga banyak perguruan tinggi yang biayanya dapat dijangkau oleh masyarakat. Banyak juga perguruan tinggi yang membuka kesempatan kepada buruh untuk bisa kuliah. Mahasiswa bisa kuliah dengan pilihan waktu. Beberapa perguruan tinggi malah sekarang sudah memberlakukan kuliah jarak jauh dengan sistem perkuliahan online. Jadi, kendala keuangan, pekerjaan, serta pernikahan bukan lagi masalah untuk bisa kuliah.
Mengikuti seleksi masuk perguruan tinggi bukan menjadi hal berat. Banyak bimbingan belajar yang menawarkan jasa bimbingan masuk perguruan tinggi. Hal yang berat malah justru terletak pada masa studi mahasiswa. Banyak mahasiswa yang kuliahnya hanya beberapa bulan saja. Alasannya pun beragam. Ada yang dimutasi kerja, kurang motivasi, atau karena masalah keluarga. Kuliah bukan untuk main-main.
Mahasiswa perlu menyusun rencana masa studi dari sejak awal kuliah. Mahasiswa harus tahu tujuannya dia kuliah. Kuliah bukan soal gagah-gagahan. Menjadi mahasiswa memiliki banyak tanggung jawab dan bukan untuk berangkat kemudian pulang. Kuliah bukan untuk mendapatkan ijazah, namun niatkan kuliah untuk menuntut ilmu. Menjadi sarjana berilmu harus menjadi cita-cita setiap mahasiswa.
Mahasiswa perlu menanamkan niat yang kuat dari sejak awal kuliah. Niatkan kuliah untuk menuntut ilmu dan untuk belajar menata masa depan. Biasanya, ada juga mahasiswa yang kuliah karena paksaan orang tua. Bahkan ada juga hanya sekedar ikut-ikutan. Apabila dari awal masuk sudah terpaksa tentu di tengah jalan akan kesulitan karena minimnya motivasi. Apalagi yang kuliahnya hanya sekedar ikut teman atau ikut pacar. Mereka akan limbung karena tidak memiliki tujuan.
Menjadi mahasiswa harus pandai memanfaatkan waktu. Mahasiswa harus tahu skala prioritas; mana yang harus diprioritaskan terlebih dahulu. Mahasiswa harus banyak meluangkan waktu untuk membaca dan melakukan pengabdian masyarakat. Sesekali juga harus terlibat dalam penelitian mahasiswa. Ketiga hal itu sangat ampuh untuk meningkatkan keterampilan diri. Sehingga, setelah lulus memiliki daya saing diri.
Mahasiswa juga harus banyak menulis. Saat ini banyak media yang dapat menampung opini mahasiswa. Agar dapat menulis, ia harus banyak membaca. Mahasiswa tidak boleh antipati pada buku bacaan. Ia harus membaca banyak hal. Karena masyarakat menganggap mahasiswa sebagai cerdik pandai. Bisa saja mahasiswa ekonomi dtanya perihal teknologi. Masyarakat tidak mau tahu. Tentunya, suplai bahan bacaan harus kuat. Kebiasaan menulis sejak dini juga melatih mahasiswa untuk menghadapi tugas akhir. Menjadi mahasiswa yang juga penulis akan berpikir lebih maju dibanding mereka yang hanya kuliah saja. Ia akan lebih peka dengan kondisi sosial. Kepekaan dan kepiawaian menulis itulah yang menjadi modal dasar untuk mengerjakan tugas akhir.
Mahasiswa harus merencanakan studi tepat waktu dari awal kuliah. Manfaatkan masa studi agar tidak terlalu membuang waktu. Mahasiswa diploma maksimal 6 semester dan sarjana 8 semester. Semakin lama masa studi akan membuang waktu dan banyak biaya. Untuk itu, merencanakan masa studi menjadi hal bijak yang harus dilakukan mahasiswa.
Permasalahan yang sering timbul pada masa studi yaitu banyaknya mata kuliah yang tidak lulus dan permasalahan pada tugas akhir. Mahasiswa harus bisa menyiasati kedua hal itu. Kelulusan mata kuliah bisa disiasati dengan banyak belajar.
Sumber: Koran Tangsel Pos tanggal 28 Februari 2020
Oleh: Misbah Priagung Nursalim, M.Pd. (Kaprodi Sastra Indonesia Universitas Pamulang)